kenapa ya…

22 September 2009 pukul 08:49 | Ditulis dalam renungan | 5 Komentar

kenapa ya

buat map-maapan kudu nunggu idul lebaran

secara semestinya tiap kali orang bikin silap sama orang ya kudu segera minta maap

si ajal kan gak pernah permisi dan kasih sms kalau mau dateng

ujug-ujug aja

Siapa Teman Kita, Itulah Kita.

22 September 2009 pukul 08:42 | Ditulis dalam ibadah gaul | 2 Komentar

وَيَوْمَ يَعَضُّ الظَّالِمُ عَلَى يَدَيْهِ يَقُولُ يَا لَيْتَنِي اتَّخَذْتُ مَعَ الرَّسُولِ سَبِيلًا (27) يَا وَيْلَتَا لَيْتَنِي لَمْ أَتَّخِذْ فُلَانًا خَلِيلًا (28) لَقَدْ أَضَلَّنِي عَنِ الذِّكْرِ بَعْدَ إِذْ جَاءَنِي وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِلْإِنْسَانِ خَذُولًا (29)

Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zhalim menggigit dua tangannya, seraya berkata, “Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama Rasul. Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan fulan itu teman akrab(ku). Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al-Qur’an, ketika Al-Qur’an itu telah datang kepadaku.” Dan adalah syetan itu tidak mau menolong manusia. (Al-Furqan: 27 – 29)

الْأَخِلَّاءُ يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلَّا الْمُتَّقِينَ (67)

Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang bertaqwa. (Az-Zukhruf: 67)

مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالْجَلِيسِ السَّوْءِ كَمَثَلِ صَاحِبِ الْمِسْكِ ، وَكِيرِ الْحَدَّادِ ، لاَ يَعْدَمُكَ مِنْ صَاحِبِ الْمِسْكِ إِمَّا تَشْتَرِيهِ ، أَوْ تَجِدُ رِيحَهُ ، وَكِيرُ الْحَدَّادِ يُحْرِقُ بَدَنَكَ أَوْ ثَوْبَكَ أَوْ تَجِدُ مِنْهُ رِيحًا خَبِيثَةً

Perumpamaan teman yang baik dan teman yang buruk, adalah seperti penjual minyak wangi dan pandai besi. Penjual minyak wangi tidak pernah “tidak memberi apapun” padamu. Adakalanya kau membeli (minyak wangi) darinya, atau kamu mendapat bau wangi darinya. Adapun pandai besi, adakalanya membakar badan atau pakaianmu, atau kamu mendapatkan bau yang tidak sedap. (HR. Muslim)

الْمَرْءُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِطُ

Seseorang itu mengikuti agama sahabatnya. Maka, hendaklah kalian memperhatikan siapa sahabat kalian. (HR. Ahmad)

الْمَرْءُ مَعَ مَنْ أَحَبَّ

Seseorang itu bersama orang yang dia cintai. (HR. Bukhari) Continue Reading Siapa Teman Kita, Itulah Kita….

Susah dan Senang

3 September 2009 pukul 13:23 | Ditulis dalam renungan | 2 Komentar

Ternyata….

Rasa susah ini adanya tidak tetap. Karena susah itu sering-sering disebabkan oleh tidak tercapainya keinginan. Perwujudannya adalah rasa tidak enak, menyesal, kecewa, tersinggung, marah, malu, sakit, dan gangguan jiwa lainnya. Padahal keinginan itu bila tidak tercapai pasti menyusut, dalam arti bahwa apa yang diinginkan itu berkurang baik dalam jumlah maupun mutunya, sehingga dapat tercapai. Lalu timbullah rasa senang. Jadi rasa susah itu tidak tetap.

Continue Reading Susah dan Senang…


Entries dan komentar feeds.