Renungan Jiwa Rasa
28 Agustus 2008 pukul 12:01 | Ditulis dalam bagaikan bangunan, irodatul khoir lil ghoir | 7 KomentarKalau memang ukhuwah Islamiyah bisa ditumbuhkan dengan mendirikan berbagai organisasi dengan AD/ARTnya, dan berlembar-lembar kartu anggota. Kalau memang tegaknya aturan Allah bisa dengan sekedar meneriakkan semboyan dan menempelkan poster-poster. Kalau memang bersatunya ummat bisa diwujudkan dengan menebar berbagai anjuran dan ajakan bahkan propaganda dan kampanye lisan dan tulisan. Kalau memang itu semua adalah sebagai jalan utama, seharusnya ukhuwah sudah lama tegak di negeri ini, tumbuh subur di tengah-tengah umat Islam dan kedamaian merebak di seluruh sendi masyarakat luas.
Mohon Ma’af
28 Agustus 2008 pukul 08:40 | Ditulis dalam curhat | 3 KomentarMenjelang Ramadhan ini acaraku agak padat. Sok penting lagi. Sampe mesti ngorbanin waktu ngeblogku. Masih nekat juga cuman soal postingan dan komentar jadi jauh merosot. Ya udah gitu aja. Maksudku, harap maklum semuanya ya…..
Dan satu lagi, buat nyambut tamu, balas ngomentari komentar komentator setiaku pun juga beberapa hari ini tak kulakukan. Ma’afkan daku ya… bukannya gak peduli lagi. Tapi emang sedang begini keadaanku. Sekali lagi forgive me, please. Soorrrri banget. Mudah-mudahan pasca Ramadhan bisa normal lagi. Amien…
Mohon ma’af semua…..
Kesalahan Teknis
28 Agustus 2008 pukul 08:22 | Ditulis dalam curhat | Tinggalkan komentarMaunya nulis kata ma’af. Tapi malah munculnya kaya’ yang di bawah itu. Masalah muncul setelah aku ngupdate Firefox-ku ke versi 3.
LPG Naik Lagi
26 Agustus 2008 pukul 10:48 | Ditulis dalam curhat | 6 KomentarLebaran…sebentar lagi (nyanyi)
LPG…. naik lagi (nangis)
Ah. Sudah tradisi.
Juga dipolitiki.
Minyak tanah gak ada lagi, kan buat dijual ke luar negeri, harga lebih tinggi.
Buat anak negeri pake LPG, lebih bergengsi, karena harga lebih tinggi lagi.
Kayu bakar lagi?
Hutan sudah ditebangi. Dengan peluru Hutan Tanaman dan Industri.
Tak ada lagi sekedar pengisi tungku penjaga nyala api.
Dengan apakah aku memasak hari ini?
Dan apakah lagi yang akan ku makan hari ini?
Ah, ada yang beda kali ini….
Siapa yang akan kumakan hari ini…!!!???
Tahlilan Jadi Jurus Jitu Gaet Konstituen
26 Agustus 2008 pukul 09:25 | Ditulis dalam budaya, irodatul khoir lil ghoir, politik | 4 Komentar“Tahlilan merupakan cara yang sangat ampuh untuk menggaet massa. Di samping itu, salat jamaah juga. Saya sarankan kader Golkar kalau salat jangan sendirian, tapi ajak orang lain,” ujar Saiful.
Menurut dia, tujuan tahlilan dan salat berjamaah tidak hanya untuk menghadap Tuhan. Tetapi juga bisa digunakan sebagai ajang berkampanye.
“Karena tujuannya bukan hanya untuk menghadap Allah, tapi juga untuk kampanye,” kata peraih gelar doktor dari Ohio State University, AS itu.
Saiful menambahkan, gereja ataupun tempat-tempat ibadah umat agama lain juga menjadi modal sosial yang penting untuk menjaring masa sebanyak-banyaknya.
Begitu berita yang kubaca di detik.
Wuih…. masya Allah, inna lillahi wa inna ilaihi raji’un…
Puasa Balas Dendam
25 Agustus 2008 pukul 22:06 | Ditulis dalam curhat, irodatul khoir lil ghoir | 1 KomentarSebentar lagi Ramadhan. Harga barang kebutuhan pokok pastinya makin mahal. Sudah tradisi. Biasanya harga sayuran naik paling tinggi, juga bumbu dapur. Yang lain ngikut saja. Bagi sebagian orang memang gak terasa, terutama yang di kampung atau yang di kota besar sekalian yang duitnya sampe berlipat-lipat berkeringat berair. Yang ditengah-tengah pastinya yang paling keras jeritannya.
Menurut pengalaman, kenaikan harga begini bisa terjadi karena warga biasa menggelar tradisi makan bersama menjelang Ramadhan. Plus buka dan sahur dengan menu yang tak lazim sepanjang bulan. Tambah ngemil sepanjang mata belum terpejam. Cenderung balas dendam melawan siang hari. Gara-gara siang gak boleh makan sama minum, malamnya buat masukin kesumat ke dalam gua perut. Makanya pas hari raya badan ditimbang, jarum timbangan langsung shock, kaget njepat ke kanan. Puasa bukannya langsing eh, tambah gembrot.
Ngatur Agenda di Nokia E51
25 Agustus 2008 pukul 21:17 | Ditulis dalam komputer-hp-gadget, tutorial | Tinggalkan komentarRasanya Sony Ericsson P1i ini makin panas saja. Lagipun baterainya makin boros juga. Masa sehari ngecas dua kali. Gak nahan deh…. padahal kalau aku pikir-pikir, fiturnya komplit menurut kebutuhanku. Bukannya ngiklan, tapi organizernya itu lho, bisa ngulang acara sesukaku. Mau acaraku mesti berulang sebelas minggu sekali, atau tiga bulan sekali, atau 18 hari sekali, bisa diatur. Sekedar nyari teman, Nokia 5310 si music express itu mirip ini. Kalo communicator sudah wajib begitu. Terus, touchscreennya lumayan OK. Stylusnya kalo pas nganggur nancep disarangnya macem ketarik magnet gitu, memang ada magnetnya kali ya. Terus kameranya juga gede, 3.2 MP, lumayan buat njepret sapi yang ngebajak sawah atau penunggang traktornya yang lagi senyum menyambut mentari. Cuma bluetoothnya yang agak ngadat, sering ditengah asyiknya transfer data, pake putus. Harus ngulang lagi. Cape deh…
Tawuran Hiasan Kemerdekaan
25 Agustus 2008 pukul 16:47 | Ditulis dalam budaya, curhat, jalan-jalan, kehidupan, politik | Tinggalkan komentarTawuran, saling baku hantam, mengisi acara tahunan ulang (baca: ulang tahun) diberbagai tempat di tanah air. Begitulah rakyat mengisi hari ulang tahun negaranya.
Lihat saja koleksi berita ‘hangat’ ini:
Nadiya, Petinggi Parpol dan Ancol
25 Agustus 2008 pukul 16:05 | Ditulis dalam iseng | 1 KomentarSore-sore mau mandi aku sempatin baca Republika online. Ada judul ‘Petinggi Golkar dan PDIP Bertemu di Ancol’. Aku baca saja berita itu. Kisahnya si gak menarik. Tapi anak gadisku, Nadiya yang 10 tahun itu duduk disampingku. Ikut baca berita dia. Lalu dia mulai berkomentar begini,
“Yah.. kemarin waktu kita ke Jakarta. Nadiya sempat ngeliat papan besar di pinggir jalan di sana. Ada tulisan ‘Taman Impian Jaya Ancol. Gelanggang Samudra. Pulau Bidadari. Wahana Tornado’. Itu kan tempat piknik ya, Yah.”
‘Iya. Emang kenapa Nadiya tanya begitu?”
“Lha sekarang para pejabat kok ketemuan di sana, Yah. Mau piknik ya….”
Nyalip di Belokan
25 Agustus 2008 pukul 15:51 | Ditulis dalam jalan-jalan, kehidupan | Tinggalkan komentarBaru siang ini. Aku ngalamin hal yang bikin kaget. Sekedar kaget lho, gak sampe kencing di celana kok. Soalnya orang si kadang-kadang gak mikir jauh lagi ati-ati, gitu.
Begini,
Pas siang tadi aku pulang dari pondok, cieee…. pondok makan tapinya. Aku gak tau sudah di-mak nyus-in ama Pak Bondan pa lum. Makannya si lancar aja. Selesai terus pulang. Nah pas di sebuah kelokan jalan tau-tau ada motor nyalip motor lain.
Ciiittttt ciitttt……..
Tangan Kiri Itu…
24 Agustus 2008 pukul 12:43 | Ditulis dalam budaya, irodatul khoir lil ghoir, jalan-jalan, kehidupan | 5 Komentar“Yah, kok Bapak itu makan pake tangan kiri. Kata Bu Guru di sekolah, yang makan pake tangan kiri itu syaithon Yah. Kalau orang beriman kan makan pake tangan kanan ya, Yah.” Begitu celoteh anakku yang duduk di kelas 2 MI itu, si Ovan.
Siang itu, Ovan memang ikut aku untuk sekedar ke warung makan di seberang jalan besar sekedar beli opor ayam kesukaan si kecil satu ini. Sambil menunggu urusan ayahnya selesai, rupanya si Ovan sempat merhatiin isi warung yang memang ramai dikunjungi berbagai jenis orang. Mulai yang kantoran sampe kuli bangunan. Rupanya di salah satu kursi ada seorang profesional muda sedang asyik menikmati hidangan siangnya, khas gaya orang sekarang. Tangan kanan dan kiri berebut mendekat ke mulut untuk saling mendahulukan apa yang dipegangnya masuk ke pintu unit cerna itu, untuk kemudian diolah menjadi berbagai macam hasil produk dan limbahnya.
Aku Butuh Ini Aku Ingin Itu
22 Agustus 2008 pukul 12:53 | Ditulis dalam curhat, kehidupan | 3 KomentarAku harus beli ini. Aku harus punya itu. Yang ini aku belum punya. Yang itu harus segera ada. Aku butuh yang itu. Aku ingin yang ini.
Kadang suara hati jadi mendua. Ada pertentangan. Ada pertengkaran. Hati yang sebelah sini dan sebelah situ. Suatu saat emosi menang, atau dimenangkan. Kadang yang lain, rasio dan pertimbangan yang dimenangkan.
Ah… berat memang. Susah untuk membedakan kebutuhan dan keinginan. Banyak hal yang ikut campur dalam situasi seperti itu. Meski kadang kita tahu bahwa kebutuhan mesti dibedakan dari keinginan. Kebutuhan yang mesti dipenuhi dan keinginan yang bisa ditahan. Kadang hati ini memaksakan kehendaknya sendiri. Sekedar keinginan belaka diakukan sebagai kebutuhan yang kadang terlalu dipaksakan.
Ah….
Pengkhianatan Wakil Rakyat
21 Agustus 2008 pukul 08:36 | Ditulis dalam budaya, curhat, jalan-jalan, kehidupan, politik | 8 KomentarSatu per satu kisah mereka terpapar di media. Kita seperti tak bisa mengelak dari suguhan skandal demi skandal yang membelit para wakil rakyat. Tentu saja, rakyat kecewa, geram.
Betapa tidak, setiap lima tahun khalayak turut datang ke tempat-tempat pemilihan untuk mengundi mereka yang kini duduk terhormat mewakili suara rakyat di parlemen. Rakyat menaruh harap, dan sebab itu berani mempertaruhkan sederet kepercayaan di pundak dan lidah mereka. Meski aku tak melakukannya. Karena aku tahu, mereka tak layak mendapatkan kepercayaanku.
Tapi, karena pemilu (yang membikin pilu) itu pula rakyat merasa disakiti hari-hari ini, mereka menjadi semakin pilu saja dari hari ke hari. Adakah sesuatu yang lebih menyakitkan daripada harapan dan kepercayaan yang diberikan lalu dibalas dengan pengkhianatan sedemikian nyata dan berketerusan?
Label Haram
20 Agustus 2008 pukul 13:31 | Ditulis dalam budaya, curhat, ekonomi, jalan-jalan, kehidupan | 2 KomentarAku dan istri juga anak-anak biasa belanja beramai-ramai ke minimarket dekat rumah. Biasa untuk sebulan. Ya minyak goreng, ya sabun mandi, odol, dan semua kebutuhan rumah tangga. Kalau telur, biasanya nunggu si blorok nelur aja, tapi kalau tetep kurang, aku punya lengganan peternak. Habisnya kami biasa ngabisin telur sampai 5 kiloan sebulan, sering lebih malah. Kalau telur si blorok sih buat jamu ayah dan ummi, tapi anak-anak seneng juga telur setengah mateng gaya jamu gitu.
Oh iya, ketika belanja di minimarket gitu, anak-anak gak bakalan lupa sama makanan kecil, snack. Padahal orang tua mereka lebih suka snack gaya kampung macem blanggreng (singkong goreng), atau kripik singkong, atau wajah singkong lainnya. Tapi tahu ya, anak-anak sekarang, lebih ketarik sama makanan pabrikan gitu. Memang praktis, mudah, dan terkesan modern gitu si…. apalagi kemudahan mendapatkannya itu lho.
Mengemudi Sambil SMS-an
20 Agustus 2008 pukul 12:00 | Ditulis dalam budaya, jalan-jalan | Tinggalkan komentarLONDON – Bila Anda berkesempatan mengunjungi London, Inggris, jangan pernah sekali pun mengemudi sambil ber-SMS ria. Maklumlah, pemerintah Inggris sejak Senin lalu telah mengeluarkan sebuah aturan hukum baru yang keras berupa hukuman penjara terhadap para sopir yang makan, mengirim SMS, atau berdandan ketika mengemudi.
Menteri Kehakiman Inggris Maria Eagle mengatakan pengadilan juga dapat menjatuhkan hukuman bagi pengendara kendaraan bermotor yang tidak mempunyai asuransi atau surat izin mengemudi (SIM). “Para sopir yang membunuh orang lain akibat kelalaian berkendara kini tidak bisa lagi melenggang bebas dengan hanya membayar denda,” katanya.
Ketentuan hukum baru ini mengancam para pelaku dengan penjara lebih dari 5 tahun bila mengemudi dengan ceroboh dan mengakibatkan orang lain meninggal. Hukuman itu bisa ditambah lagi 2 tahun penjara kalau ketahuan tak punya SIM atau asuransi. Dulu pelaku hanya dihukum denda maksimal 5.000 pound sterling (Rp 86 juta) dan pencabutan SIM.
Nah, kalau yang ini disini ni……