Foto Intel

31 Mei 2008 pukul 16:31 | Ditulis dalam iseng | 7 Komentar

Sebuah weblog bernama sawung menampilkan belasan foto yang disebut sebagai intel di Kota Bandung. Foto-foto itu ditayangkan dalam tiga bagian pada bulan Maret dan April 2008. Sang bloger tidak menulis artikel soal foto tersebut. Dia hanya memasang foto dengan judul “Intel di Kota Bandung”.

Kapolda Jabar Irjen Pol Susno Duadji yang dikonfirmasi detikcom membantah orang dalam foto sebagai intel. “Kalau intel kami tidak akan diekspos seperti itu. Di antara kami pun banyak yang tidak tahu di mana dan siapa intel kami. Yang tahu hanya pejabat pada tatanan tertentu saja,” kata Kapolda.

Foto-foto tersebut adalah gambar lelaki yang semuanya tampak sedang mengamati sesuatu sambil mencatat di buku kecil. Umumnya mereka berdiri, dengan latar seperti halaman perkantoran. Mungkin mereka sedang “asyik” menyaksikan aksi demonstrasi. Hampir semuanya memakai jaket, beberapa dengan safari.

Sebenarnya foto seperti ini sudah jamak dilihat publik. Siapa sih yang tidak kenal intel polisi? Tanyakanlah pada wartawan, aktivis LSM, pemilik warung dekat UGM, atau laskar penjaga pintu pabrik alias pedagang baju musiman habis gajian, atau PNS, mereka akan dengan mudah menyebut nama intel polisi yang mereka kenal. Karena memang begitulah faktanya: Intel polisi Indonesia selalu menunjukkan jati diri sebagai intel, yaitu lewat aksi mencatat dan merekam dengan handycam. Bahkan tidak jarang intel polisi berpakaian preman “memperlihatkan” pistolnya yang terselip di pinggang. Begitu juga dengan intel dari kesatuan lain seperti kejaksaan dan TNI, aksinya pun mencolok. Yah… Indonesia lagi.

Aku punya teman lama. Dia seusia bapakku. Kemarin kami ketemu dan sempat ngobrol di masjid UGM. Dia cerita pengalaman pribadi soal intel. ##cut##

Ada cerita lagi dari sebuah pesantren di sisi utara gunung Giri, mirip produsen jamu. Kata punggawanya, saat ini pondoknya sering kedatangan tamu tak diundang. Suka membawa ketapel untuk berburu burung. Tapi tak mirip “anak” kampung. Kadang datang dengan ciri macam orang sedang mencari sarang semut ngrang-ngrang untuk pakan burung. Tapi alatnya nampak baru dan aneh. Kadang mengaku penggembala kambing, tapi nggak nggiring kambing. Tiap kali tampak dibalik bajunya tonjolan mirip gagang sapu, eh…pistol.

Terus yang ini agak usang. Di sebuah pondok juga di daerah pesisir selatan gunung Giri. Menurut sebagian pengajarnya, pondok itu sering di”incar” oleh seorang pemburu burung dengan senapan laras panjangnya. Tapi jarang kedengaran bunyi tembakannya. Mejen kali ya. Atau takut pelurunya ditanya oleh bosnya. Tapi kelihatannya sudah mulai bosan. Karena dia mulai jarang kelihatan lagi. Atau minta bantuan orang lain lagi?

Yang kutahu, gambaran intel adalah aparat negara yang tugasnya mencari informasi secara menyamar. Artinya dia tidak boleh mengaku sebagai aparat dan tidak “memperlihatkan diri” di hadapan publik. Semua aksinya harus serba rahasia dan samar.

Kalau yang ini lebih terbuka malah. Di sebuah kantor milik swasta di daerah Kalimalang, kecian deh itu kali….malang. Ada beberapa orang yang malahan jelas-jelas menunjukkan jati dirinya dari intel. Mereka datang berkendara mobil klimis. Di bagian samping mobil ada tulisan yang menunjukkan siapa mereka. Jelas sekali tulisan di mobil itu terbaca “Intel Inside”.

Kena lo……….

Berhentilah Menjadi Gelas

30 Mei 2008 pukul 19:02 | Ditulis dalam kehidupan | 1 Komentar

Seorang guru mendatangi seorang muridnya ketika wajahnya belakangan ini selalu nampak murung dan sedih.
“Kenapa kau selalu murung dan sedih nak? Bukankah banyak hal yang indah di dunia ini? Ke mana perginya wajah bersyukurmu? ” Si Guru bertanya.
“Guru, belakangan ini hidup saya penuh dengan masalah. Sukar bagi saya untuk tersenyum. Masalah datang seperti tiada akhirnya” jawab si murid muda.
Si Guru tersenyum. “Nak, ambil segelas air dan dua genggam garam, bawalah kemari. Biar ku perbaiki suasana hatimu itu.”
Si murid pun beranjak perlahan tanpa semangat. Ia laksanakan permintaan gurunya itu, lalu kembali lagi membawa segelas air dan dua gengam garam sebagaimana yang diminta.
“Coba ambil segenggam garam, dan masukkan ke segelas air itu, setelah itu coba kau minum airnya sedikit” kata Si Guru.
Si murid pun melakukannya. Wajahnya meringis karena meminum air yang sangat asin.
“Bagaimana rasanya?” tanya Si Guru.
“Asin, dan perutku jadi mual,” jawab si murid dengan wajah yang masih meringis.
Si Guru tersenyum sekali lagi ketika melihat wajah muridnya yang meringis menahan rasa asin.
“Sekarang kau ikut aku.” Si Guru membawa muridnya ke danau dekat tempat mereka. “Ambil garam yang segenggam lagi, dan tebarkan ke danau”
Si murid menebarkan segenggam garam yang tersisa ke danau, tanpa bicara. Rasa asin di mulutnya belum hilang. Ia ingin meludahkan rasa asin dari mulutnya, tapi tak dilakukannya. Rasanya kurang sopan meludah di hadapan gurunya itu, begitu pikirnya.
“Sekarang, coba kau minum air danau itu,” kata Si Guru sambil mencari batu yang cukup datar untuk didudukinya, bersebelahan dengan muridnya.
Si murid menangkupkan kedua tangannya, mengambil air danau, dan membawanya ke mulutnya lalu meneguknya. Ketika air danau yang dingin dan segar mengalir di tenggorokannya, Si Guru bertanya, “Bagaimana rasanya nak?”
“Segar, segar sekali Guru” kata si murid sambil mengelap bibirnya dengan tangannya.
Tentu saja, danau ini berasal dari aliran sumber air di atas sana. Dan airnya mengalir menjadi sungai kecil di bawah. Dan sudah pasti, air danau ini juga menghilangkan rasa asin yang tersisa di mulutnya.
“Terasakah rasa garam yang kau tebarkan tadi?”
“Tidak sama sekali,” kata si murid sambil mengambil air dan meminumnya lagi.
Si Guru hanya tersenyum memperhatikannya, membiarkan muridnya itu meminum air danau tersebut sampai sepuas-puasnya.
“Nak,” kata Si Guru setelah muridnya selesai minum. “Segala masalah dalam hidup itu seperti segenggam garam. Tidak kurang, tidak lebih. Hanya segenggam garam. Banyaknya masalah dan penderitaan yang harus kau alami sepanjang kehidupanmu itu sudah ditakar oleh Allah, sesuai untuk dirimu. Sesuai kemampuanmu. Jumlahnya tetap sebegitu, sebegitu, sebegitulah ia, tidak berkurang, tidak bertambah. Setiap manusia yang lahir ke dunia ini pun demikian. Tidak ada satu pun manusia, walaupun dia seorang Nabi, yang bebas dari penderitaan dan masalah.”
Si murid terdiam, mendengarkan.
“Tapi Nak, rasa asin dari penderitaan yang dialami itu sangat bergantung dari besarnya hati yang menampungnya. Jadi Nak, supaya tidak terasa menderita, berhentilah jadi gelas. Jadikanlah hati dalam dadamu itu sebesar danau”

Bebas Bea&Cukai

30 Mei 2008 pukul 08:14 | Ditulis dalam iseng | 1 Komentar

Mengirim dan menerima barang dari luar negeri bukanlah perkara mudah, disamping administrasi surat menyurat juga ada biaya bea dan cukai yang harus kita bayar. Bukan cuma itu!, ada juga biaya-biaya siluman dari meja ke meja yang tidak pernah akan diakui kebenarannya oleh siapapun.

Thank’s to seorang teman, Ia berhasil menemukan sebuah dokumen surat pribadi yang berisikan petunjuk-petunjuk bagaimana dapat mengirim barang keluar negeri atau memasukan barang dari luar negeri namun terhindar dari Bea & Cukai. Dia mengirim email kepadaku yang berisi petunjuk-petunjuk pada dokumen surat pribadi tersebut:

Sebuah keluarga di sebuah Provinsi Selatan China ,
dibingungkan saat peti jenazah dari nenek mereka tiba
dari Amerika. Peti itu dikirimkan oleh salah satu
sepupu mereka di sana .

Jenazah nenek mereka nampak sangat terhimpit di dalam
peti dan tidak ada ruang lagi yang tersisa. Saat
mereka membuka tutup peti jenazah itu, mereka
menemukan sebuah surat di atasnya dan isinya adalah
sebagai berikut :

Sepupuku yang terkasih,

Bersama ini aku kirimkan tubuh nenek karena dia ingin
untuk dikremasikan di tanah leluhur kita di Tung Shin.

Maaf aku tidak bisa datang karena gajiku sudah tidak
bersisa lagi. Kalian akan menemukan di dalam peti, di
bawah tubuh nenek, 12 kaleng Yohmeitsu, 10 kantong
coklat Swiss! Dan beberapa kantong Chinatown Lap
Cheong. Itu semua untuk kalian, dibagi rata, ya!

Di kaki nenek, kalian akan menemukan sepasang sepatu
Nike Air (ukurannya 10) untuk Ah Cu. Juga ada 2 pasang
sepatu untuk Ah Mei dan Ah Lien. Semoga ukurannya
cocok.

Nenek memakai 6 buah T-Shirt CK (Calvin Klein). Yang
ukurannya besar untuk Ah Bak dan yang lain untuk para
keponakan. Kalian pilih sendiri yang mana.

2 buah celana jeans Armani yang nenek pakai adalah
untuk anak-anak. Jam tangan Rolex yang selama ini Lee
Ah Bai inginkan ada di tangan kiri nenek.

Untuk bibi Pei Pei , nenek mengenakan kalung, cincin
dan anting merk Tiffany yang selama ini engkau
inginkan. Itu semua untukmu. Juga ada 6 buah kaos kaki
Polo yang dipakai nenek dibagi juga untuk para sepupu.

Jangan lupa, beritahu aku apa lagi yang kalian
butuhkan karena kakek akhir-akhir ini juga memburuk
kesehatannya. .. aku dapat mengirimkan semua itu saat
kakek kita kembali ke sana juga.

Salam manis,

Dari sepupumu di Amerika.

TV Dan HP

30 Mei 2008 pukul 08:08 | Ditulis dalam iseng | Tinggalkan komentar

Isteri layaknya TV, pacar mirip HP

Di rumah nonton TV, keluar menenteng HP

Nggak ada duit jual TV, punya duit ganti HP

Kadang seneng nonton TV, lebih banyak bermain HP

TV gratis menonton, habis pulsa HP macet

TV besar dan konservatif, nggak praktis, HP langsing dan menyenangkan, cocok untuk jalan-jalan

Tapi

TV punya remote, HP tidak

TV nggak ada virus, HP ada.

Sekali kena virus………….DUT

Jadi….pilihlah TV

Al Qur’an dan Kikil

30 Mei 2008 pukul 06:41 | Ditulis dalam iseng | 2 Komentar

Dalam suatu pengajian terjadi hal menarik antara ustadz dengan seorang muridnya yang masih muallaf. Dalam pengajian itu sedang di baca surat An Anfaal.

Muallaf: Ustadz. Saya tambah yakin bahwa Al Qur’an itu memang komplit.

Ustadz: Syukurlah. Tapi dengan apa anda tambah yakin?

Muallaf: Itu Ustadz. Ketika anda membaca ayat barusan, saya tidak menyangka kalau Al Qur’an juga menyebut hal-hal sedemikian detailnya.

Ustadz: Maksud anda ayat yang mana?

Muallaf: Tolong anda baca ayat 13 barusan, Ustadz.

Ustadz: Baik. (Lantas ustdaz tersebut membaca: …..wa maa yusaqiqillaaha wa rasuulahu fa innallaaha syadiidul ‘iqaab).

Muallaf: Benar Ustadz. Allah pun berkenan menyebut makanan kesukaan saya. Saya jadi terharu.

Ustadz: Makanan apa yang anda maksud?

Muallaf: Tadi Allah menyebut kikil, Ustadz.

Ustadz: ………..????

Fadhilah Menghafal Al Qur’an

30 Mei 2008 pukul 06:38 | Ditulis dalam irodatul khoir lil ghoir | 3 Komentar

بسم الله الرحمن الرحيم

Membaca dan mempelajari Al Qur’an adalah amalan yang diajarkan oleh Rasulullah sas kepada kaum muslimin. Didalamnya ada petunjuk bagi muslimin dalam menjalani kehidupan di dunia ini, baik masalah ibadah maupun mu’amalah untuk mendapatkan kebahagiaan di akhirat. Dan muslimin yang terbaik adalah yang mau mempelajari dan mengajarkan Al Qur’an sebagaimana Sabda Nabi sas:

عن عثمان بن عفان رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: خيركم من تعلم القرآن وعلمه, رواه البخاري

Dari Utsman bin ‘Affan ra dia berkata, Rasulullah sas bersabda: ”Sebaik-baik kalian adalah orang yang mau mempelajari Al Qur’an dan mengajarkannya.” HR Bukhari.

Bagi orang yang mau membacanya atau menghafalkannya tentu ada kebaikan dan keutamaan yang akan dia dapatkan, sebagaimana sabda Nabi sas:

عن أبي أمامة رضي الله عنه قال: سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: اقرؤوا القرآن فإنه يأتي يوم القيامة شفيعاً لأصحابه , رواه مسلم

Dari Abi Umamah ra dia berkata: aku telah mendengar Rasulullah sas bersabda: “Bacalah Al Qur’an karena pada hari kiamat nanti dia (Al Qur’an) akan menjadi syafa’at bagi pelaku-pelakunya.” HR Muslim.

Kata-kata bacalah bisa membaca dengan teks atau tanpa teks yakni dengan menghafal sebagaimana hadits tentang turunnya wahyu pertama diana disebutkan bahwa malaikat Jibril memerintahkan kepada Nabi sas untuk membaca dengan ucapan اقْرَأْ, padahal Nabi sas belum mempunyai lembaran-lembaran yang bertuliskan Al Qur’an dan beliau adalah seorang Nabi yang ummi, tidak mengerti baca tulis.

Syafa’at adalah permintaan pertolongan. Dan yang dimaksud dalam hadits di atas adalah bahwa Al Qur’an akan memintakan pertolongan untuk orang yang membaca, menghafal dan mengamalkan isinya, kepada Allah.

Para penghafal Al Qur’an adalah orang-orang khusus yang Allah sebut sebagai ahli-Nya.

حدثنا أبو بكر عبد الله بن محمد بن عبد الحميد الواسطي قال نا زياد ابن أيوب قال نا أبو عبيدة الحداد قال نا عبد الرحمن بن بديل عن أبيه عن أنس ابن مالك قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: إن لله أهلين قيل: من هم يا رسول الله؟ قال: أهل القرآن هم أهل الله وخاصته

….dari Annas bin Malik ra dia berkata, Rasulullah sas bersabda: “Sesungguhnya bagi Allah itu keluarga.” Ditanyakan, siapakah mereka itu ya Rasulullah? Beliau menjawab: “ Ahlul Qur’an. Mereka itu keluarga Allah dan orang-orang khusus (istimewa) bagi-Nya.” (HR Ahmad, Ibnu Majjah, Ad-Darimi, Hakim, Nasai)

Kebaikan menghafal Al Qur’an tidak hanya diperuntukkan bagi penghafalnya saja, melainkan kebaikan itu juga akan dianugerahkan kepada orang tuanya.

حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ عَمْرِو بْنِ السَّرْحِ أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ أَخْبَرَنِي يَحْيَى بْنُ أَيُّوبَ عَنْ زَبَّانِ بْنِ فَائِدٍ عَنْ سَهْلِ بْنِ مُعَاذٍ الْجُهَنِيِّ عَنْ أَبِيهِ : أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ :مَنْ قَرَأَ الْقُرْآنَ وَعَمِلَ بِمَا فِيهِ أُلْبِسَ وَالِدَاهُ تَاجًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ ضَوْءُهُ أَحْسَنُ مِنْ ضَوْءِ الشَّمْسِ فِي بُيُوتِ الدُّنْيَا لَوْ كَانَتْ فِيكُمْ فَمَا ظَنُّكُمْ بِالَّذِي عَمِلَ بِهَذَا

Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Amr bin Sarh, telah bercerita kepada kami Ibnu Wahhab, telah menghabariku Yahya bin Ayyub dari Zabban bin Fa’id dari Sahl bin Muadz Al-Juhani dari bapaknya : bahwasannya Rasulullah saw. bersabda : ”barangsiapa yang membaca Al-Qur’an dan mengamalkan isinya, maka pada hari kiamat Allah akan memakaikan mahkota kapada orang tuanya yang sinarnya itu lebih terang dari sinar matahari ketika menyinari rumah-rumah kalian di dunia. Lantas apa persangkaan kalian tentang orang yang mengamalkan Al-Qur’an ini?.(Aunul Ma’bud, Sarah Sunan Abi Daud, jz. 4, bab 345, hlm. 229, no. 1450)

Bagi pembaca atau penghafal Al Qur’an tentulah banyak kebaikan.

حَدَّثَنَا أَبُو عَامِرٍ : قَبِيصَةُ أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ عَنْ عَطَاءِ بْنِ السَّائِبِ عَنْ أَبِى الأَحْوَصِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ : تَعَلَّمُوا هَذَا الْقُرْآنَ ، فَإِنَّكُمْ تُؤْجَرُونَ بِتِلاَوَتِهِ بِكُلِّ حَرْفٍ عَشْرَ حَسَنَاتٍ ، أَمَا إِنِّى لاَ أَقُولُ بِ لم وَلَكِنْ بِأَلِفٍ وَلاَمٍ وَمِيمٍ بِكُلِّ حَرْفٍ عَشْرُ حَسَنَاتٍ.

Telah menceritakan kepada kami Abu Amir, yaitu Qabishah : telah mengabari kami Sufyan dari ’Atha’ bin As-Sa’ibi dari Abil Ahwashi dari Abdillah, dia berkata: ”Pelajarilah oleh kalian Al-Qur’an ini, sesungguhnya kalian akan diganjar dengan sebab membacanya, untuk setiap huruf (mendapat) sepuluh kebaikan. Saya tidak mengatakan Alif Laam Miim itu satu huruf, tetapi untuk setiap huruf alif, lam, dan mim, untuk setiap huruf (mendapat) sepuluh kebaikan”.

Allah melarang orang dari sifat iri, ingin memiliki sesuatu milik orang lain. Tetapi Allah membolehkan iri atas para penghafal Qur’an karena kelebihannya.

حَدَّثَنَا أَبُو الْيَمَانِ أَخْبَرَنَا شُعَيْبٌ عَنْ الزُّهْرِيِّ قَالَ حَدَّثَنِي سَالِمُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ

سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لَا حَسَدَ إِلَّا عَلَى اثْنَتَيْنِ رَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ الْكِتَابَ وَقَامَ بِهِ آنَاءَ اللَّيْلِ وَرَجُلٌ أَعْطَاهُ اللَّهُ مَالًا فَهُوَ يَتَصَدَّقُ بِهِ آنَاءَ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ

….bahwasanya ‘Abdullah bin ‘Umar rah berkata, aku mendengar Rasulullah sas bersabda: “ Tidak (boleh) iri kecuali atas dua perkara. (Yaitu) seseorang yang Allah berikan kepadanya (kemampuan membaca dan menghafal) Al Kitab (Al Qur’an) dan dia mengamalkannya malam dan siang. Dan seseorang yang Allah berikan kepadanya harta dan dia bersedekah dengannya malam dan siang.” (HR Bukhari)

Ada banyak riwayat yang menyebutkan kebaikan dan keutamaan bagi orang yang membaca surat-surat tertentu, diantaranya hadits berikut:

عن أبي هريرة رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: لا تجعلوا بيوتكم مقابر إن الشيطان ينفر من البيت الذي تقرأ فيه سورة البقرة رواه مسلم

Dari Abi Hurairah ra bahwa Rasulullah sas bersabda: “ Janganlah kalian jadikan rumah-rumah kalian (seperti) kuburan-kuburan. Sesungguhnya syaithon itu lari dari rumah yang dibacakan padanya surat Al Baqoroh.” HR Muslim.

Bagi penghafal Al Qur’an ada keutamaan tersendiri yang menjadikan mereka didahulukan dalam kebaikan daripada yang lainnya.

حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا اللَّيْثُ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ كَعْبِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّ جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَخْبَرَهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَجْمَعُ بَيْنَ الرَّجُلَيْنِ مِنْ قَتْلَى أُحُدٍ فِي ثَوْبٍ وَاحِدٍ ثُمَّ يَقُولُ أَيُّهُمْ أَكْثَرُ أَخْذًا لِلْقُرْآنِ فَإِذَا أُشِيرَ لَهُ إِلَى أَحَدٍ قَدَّمَهُ فِي اللَّحْدِ وَقَالَ أَنَا شَهِيدٌ عَلَى هَؤُلَاءِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَأَمَرَ بِدَفْنِهِمْ بِدِمَائِهِمْ وَلَمْ يُصَلِّ عَلَيْهِمْ وَلَمْ يُغَسَّلُوا

Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa’id, telah bercerita pada kami Al-Laits dari Ibnu Syihab dari Abdirrahman bin Ka’ab bin Malik, bahwasannya Jabir bin Abdillah r.a telah menghabarinya bahwasannya Rasulullah saw. pernah mengumpulkan (menjadikan satu) antara dua laki-laki (yang syahid) di perang Uhud dalam satu kain. Kemudian beliau bersabda ((mana di antara mereka yang paling banyak mengambil (menghafal) Al-Qur’an)), lalu ketika ditunjukkan kepada beliau kepada salah satu (di antara mereka), beliau mendahulukannya dalam liang lahat dan bersabda: Kelak pada hari kiamat aku akan menjadi saksi buat mereka.” Lalu beliau memerintahkan untuk mengubur mereka dengan darah-darah mereka tanpa dishalati dan dimandikan. (HR Bukhar)

حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَأَبُو سَعِيدٍ الْأَشَجُّ كِلَاهُمَا عَنْ أَبِي خَالِدٍ قَالَ أَبُو بَكْرٍ حَدَّثَنَا أَبُو خَالِدٍ الْأَحْمَرُ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ إِسْمَعِيلَ بْنِ رَجَاءٍ عَنْ أَوْسِ بْنِ ضَمْعَجٍ عَنْ أَبِي مَسْعُودٍ الْأَنْصَارِيِّ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَؤُمُّ الْقَوْمَ أَقْرَؤُهُمْ لِكِتَابِ اللَّهِ فَإِنْ كَانُوا فِي الْقِرَاءَةِ سَوَاءً فَأَعْلَمُهُمْ بِالسُّنَّةِ فَإِنْ كَانُوا فِي السُّنَّةِ سَوَاءً فَأَقْدَمُهُمْ هِجْرَةً فَإِنْ كَانُوا فِي الْهِجْرَةِ سَوَاءً فَأَقْدَمُهُمْ سِلْمًا وَلَا يَؤُمَّنَّ الرَّجُلُ الرَّجُلَ فِي سُلْطَانِهِ

Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abi Syaibah dan Abu Sa’id Al-Asyajji yang keduanya (meriwayatkan) dari Abi Khalid, Abu Bakar berkata bahwa telah bercerita kepada kami Abu Khalid Al-Ahmari dari Al-A’masy dari Ismail bin Raja’ dari Aus bin Dlam’aj dari Abu Mas’ud r.a berkata : Rasulullah saw. bersabda : ((menjadi imam (untuk) suatu kaum adalah orang yang paling banyak bacaan (hafalan) Al-Qur’an, jika mereka itu sama dalam soal hafalan, maka di antara mereka yang paling tahu As-Sunnah, jika mereka sama tahu dalam soal As-Sunnah, maka orang yang paling dulu hijrah, jika mereka sama dalam soal hijrah, maka orang yang paling dulu masuk Islam, dan bener-bener jangan seseorang itu menjadi imam seseorang yang lain pada kekuasaannya ……..dst. (HR Muslim)

Bagi penghafal Al Qur’an ada jannah yang disediakan menurut hafalannya. Semakin banyak hafalan, semakin tinggi pula derajat jannah baginya.

حدثنا أبو جعفر أحمد بن يحيى الحلواني قال نا يحيى بن عبد الحميد الحماني قال نا حماد بن شعيب عن عاصم عن زر عن عبد الله بن عمرو عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: يقال لصاحب القرآن يوم القيامة: إقرأ وارتق في الدرجات ورتل كما كنت ترتل في الدنيا فإن منزلتك عند آخر آية كنت تقرأها

…..dari Abdullah bin ‘Amr ra dari Nabi sas beliau bersabda: “ Dikatakan kepada Ahlul Qur’an (penghafal Al Qur’an) dihari kiamat, “Bacalah dan naiklah ke tingkatan-tingkatan (jannah). Dan tartillah sebagaimana engkau telah (membacanya) dengan tartil di dunia. Maka sesungguhnya tempatmu (di jannah) adalah (menurut) akhir ayat yang engkau baca.” HR Abu Dawud, Ahmad, Tirmidzi

Bahkan Rasulullah sas mencela orang yang tidak pernah membaca Al Qur’an.

عن ابن عباسٍ رضي الله عنهما قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: إن الذي ليس في جوفه شيءٌ من القرآن كالبيت الخرب, رواه الترمذي وقال: حديث حسن صحيح

Dari Ibnu Abbas ra dia berkata, Rasulullah sas bersabda: “Sesungguhnya orang yang di tenggorokannya tidak ada sedikitpun dari Al Qur’an itu seperti rumah yang roboh.” HR Tirmidzi

Orang yang tidak pernah membaca Al Qur’an itu hidupnya tidak bermanfaat/sia-sia seperti rumah yang roboh, tak berguna.

Masih banyak nash-nash yang mengabarkan kepada kita keutamaan dan keuntungan membaca dan menghafal Al Qur’an.

Wallahu a’lam.

Perguruan Majjaan (1)

29 Mei 2008 pukul 17:23 | Ditulis dalam kehidupan | Tinggalkan komentar

Kepala plontos itu nampak berkilatan karena memantulkan cahaya matahari siang. Namun seolah tak ada rasa kepanasan kepala itu masih terayun-ayun. Kudekati dari balik gerumbulan semak. Semakin dekat semakin jelas pula si pemilik kepala itu. Seorang bocah. Nampak dari raut wajahnya kemudaan usianya. Belasan tahun.

Tiba-tiba dia berlari ke arah dia datang. Kuikuti. Di balik dataran yang meninggi itu nampaklah dataran luas yang penuh dengan tanaman buah. Dan banyak anak-anak yang berkepala plontos sedang sibuk melihat-lihat tanamannya. Mungkin merekalah yang menanam pohon-pohon disana.

Aku tertegun. Apakah aku sedang melihat perguruan shaolin di tempat ini? Tapi, benarkah masih ada perguruan itu di sini? Di jaman ini? Di tengah hiruk pikuk dunia modern?

Tapi kalau memang benar, kenapa pakaian mereka tidak mirip biksu-biksu kecil yang biasa aku lihat di film silat?

Kudengar mereka asyik ngobrol. Bicara riang. Ada yang tertawa-tawa. Ada yang nampak khusyu’ memperhatikan tanaman kecilnya. Mungkin baru kemarin dia tanam. Kulihat mulut mungilnya komat-kamit. Mungkin membaca mantra. Atau doa. Tak terdengar olehku dari jarak yang cukup jauh.

Sayup-sayup terdengar olehku ada teriakan. Teriakan teratur. Bukan orang yang minta tolong. Aku berusaha mendekat. Aku surut ke belakang. Kucari jalan untuk mendekat ke sumber teriakan. Kutemukan jalan sempit disela pohon-pohon jati. Hati-hati kulangkahkan kakiku. Takut menginjak daun kering yang mungkin mengundang kecurigaan mereka. Berhasil. Aku semakin dekat ke arah sumber suara itu. Kebetulan di depan ada gubuk kecil. Mungkin regol untuk berjaga-jaga. Aku perhatikan tiadk ada yang mencurigakan di situ. Aku masuk ke regol. Dari sela-sela dindingnya yang dari anyaman bambu, aku cari-cari sumber teriakan. Suaranya sendiri amat jelas dari tempatku.

Terlihat olehku. Sekitar limabelas langkah di depanku ada sepuluh anak, lebih besar dari yang di kebun tadi, sedang melakukan latihan jurus-jurus silat. Seorang agak tinggi menjadi pemimpinnya. Juga gundul. Mungkin kakak kelasnya, tapi mungkin juga gurunya.

Apakah memang ini perguruan shaolin?

Sebentar. Aku juga mendengar suara lain. Bukan teriakan. Bukan pula suara satu orang, tapi mungkin puluhan. Lebih mirip suara orang mendendangkan syair atau mungkin orang sedang membaca kitab suci. Aku perhatikan sumbernya dari seberang anak-anak yang sedang berlatih silat. Nampak disana ada bangunan bersahaja tapi kokoh. Ya. Suara itu dari sana.

Aku cari jalan menuju ke sana. Aku surut lagi ke belakang menjauhi regol itu. Masuk lagi ke gerumbulan semak di antara pohon jati yang kekar berdiri memamerkan keperkasaannya. Kulihat dihadapanku ada jalan berbatu. Rapi batu-batu tersusun di kanan kiri jalan itu. Mungkin mereka pula yang menatanya. Jalan itu memutar melewati sisi kali yang nampak jernih airnya. Sesekali terlihat liuk ikan di bawah permukaan air. Kebetulan. Itu bisa menolongku tersamar dari mereka. Kuikuti jalan itu hingga sampai di sisi berlawanan dari tempatku di regol tadi.

Jelas sekarang terdengar olehku dari balik pagar ini. Rupanya mereka sedang membaca kitab suci. Aku perhatikan lagi bangunan itu. Lubang jendelanya cukup tinggi. Kulihat sekeliling. Sepi. Kuterobos pagar yang terdiri dari deretan pohon perdu itu. Kucoba mengintip mereka dari balik dinding ini. Beruntung. Mereka menghadap ke arah yang sama denganku sehingga aku aman mengintip mereka.

Terlihat jelas mereka masing-masing sedang menghadapi kitab. Mereka bersama-sama membaca isi kitab itu dengan keras tapi masih terdengar nyaman di telingaku. Tapi nampaknya warna dan ukurannya berbeda antara satu orang dengan yang lainnya. Dan tampak di depan sana ada yang memimpin. Dia duduk di atas bangku sederhana dan menghadapi meja yang tak kalah sederhananya. Sesekali wajahnya terangkat lalu mengelilingi ruangan itu. Menelusuri setiap wajah khusyu’ dihadapannya. Terlihat masih muda tetapi lebih tua dari murid-muridnya. Dan seluruh penghuni ruangan itu pun gundul. Sama dengan yang baru saja kulihat di luar.

Sesudah puas mengintip aku pun mundur kembali ke balik pagar. Kembali ke tempatku semula di balik gerumbulan semak di seberang tempatku berdiri sekarang.

Ups. Hampir saja aku terlihat oleh anak-anak gundul itu. Mereka menuju ke kali disamping jalan yang akan kulewati. Rupanya mereka baru saja selesai latihan. Kulihat dari persembunyianku, mereka asyik bermain air di kali itu. Canda riang kembali kudengar. Mandi dan bermain air. Nampak menyenangkan. Terpaksa aku ikut menikmati keriangan mereka sambil menunggu kesempatan untuk melewati jalan itu.

Tak lama selesailah acara mandi mereka. Aku ikut lega. Kembali ke tempatku menyembunyikan bekal. Kubuka kain pembungkus bekalku. Kunikmati singkong bakar yang diberi oleh seorang petani disawah yang kulewati tadi. Nikmat. Kelapa muda yang baru kupetik dari hutan di seberang kali itu airnya menambah selera makanku.

Kuperhatikan lagi. Perguruan itu berada jauh dari keramaian kota. Kira-kira sepeminuman teh kalau ditempuh dengan kuda jepang atau setengah hari berjalan kaki dari pusat kota, di lereng barat gunung Lawu. Di sekeliling perguruan itu masih berupa wilayah persawahan dan perkebunan di sisi yang lain. Aroma pedesaan sangat kuat. Di bawahnya mengalir kali meski tidak besar. Airnya jernih. Di beberapa tempat nampak ada sendang, yang barangkali dimanfaatkan penduduk setempat untuk kebutuhan sehari-hari. Diseberang kali ada kuburan desa yang tidak nampak seram seperti kebanyakan daerah kuburan di wilayah Surakarta ini. Rumah-rumah penduduk tampak masih jarang. Tapi kelihatan kalau rumah yang jauh jarak satu dengan lainnya itu tak mengurangi keakraban penduduknya. Itu kurasakan sendiri ketika salah seorang dari mereka memberiku sepotong singkong bakar tadi.

Selesai menikmati bekalku, kuteruskan perjalananku yang terpotong oleh perhatianku ke perguruan tadi. Kunaiki kuda jepangku. Kupacu dengan kecepatan sedang. Masih terbayang dipelupuk mataku kejadian-kejadian di perguruan tadi. Esok hari kuusahakan untuk menyambanginya lagi. Barangkali aku akan mendapat keterangan lebih banyak lagi.

Matahari masih belum tinggi. Hariku masih akan panjang.

Curhat Superhero

29 Mei 2008 pukul 06:40 | Ditulis dalam iseng | 1 Komentar

Di suatu pertemuan superhero tingkat dunia. Terjadi pertemuan informal sebagai media curhat para pahlawan dunia itu. Rupanya meskipun mereka adalah superhero, tetap saja memiliki sisi lemah.

Power Ranger: Yang paling saya takuti adalah anak-anak. Karena badan kami suka dipreteli lalu dimasukkan ke kotak permainan mereka.

Batman: Aku nggak enak hati sama tukang obat itu lho. Masa hatiku dipakai bahan obat. Mati aku.

Superman: Kalau saya, berharap untuk tidak melewati sekolah anak-anak (TK). Sebab tiap kali lewat sana, ibu guru memanggil saya untuk berhenti kemudian berkata sambil membenahi celana saya, Mas Superman, kalau pakai celana dalam jangan kebalik ya. Coba sini ibu benahin, masa celana dalam kok diluar.

Gatotkaca: Wah kasihan Mas Superman ya. Kalau saya paling takut lewat depan rumah makan padang. Takut dijadikan rambak kulit.

Spiderman: Kalau aku takut sama office boy. Sarangku sering digepyoki.

Unyil (sambil bingung melihat ruang perhelatan): Betapa malangnya aku. Nggak pernah naik kelas.

Chatting dan Rumah Tangga

29 Mei 2008 pukul 06:12 | Ditulis dalam romantika | 2 Komentar

Internet memang canggih (baca:ruwet). Ia bak pedang bersisi dua yang masing-masing memiliki ketajaman sama. Ia menjadi amat bermanfaat bila si pemegang pandai menggunakan, sebaliknya ia akan jadi bumerang ketika si pengguna sembrono dengan pedangnya.

Media blog, email, chatting dan fitur-fitur lain yang tersedia gratis merangsang siapa saja untuk menjadikannya media aktualisasi diri, bahkan situs jejaring sosial semacam friendster atau yang lainnya seolah menjadikan setiap orang bebas memenuhi hasrat keinginannya untuk melakukan ekspansi sosial kemasyarakatannya. Dia bebas berekspresi dan setiap orang akan membiarkan dan menerima setiap bentuknya. Tanpa filter.

Hal ini bisa berakibat baik ketika media itu digunakan dengan tujuan baik pula. Membina bentuk masyarakat semu yang mengedepankan kejujuran, saling terbuka tanpa melampaui batas norma, saling memberi manfaat, dan inilah bentuk hubungan yang mendatangkan kebaikan. Sebagaimana Al Qur’an sudah mengatakan:

وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ (3)

1. Demi masa.

2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,

3. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.

Bahkan hubungan yang mendatangkan kebaikan sudah menjadi kewajiban manakala kesendirian menyebabkan seseorang melakukan perbuatan yang merugikan dirinya.

Namun sebaliknya bila media internet digunakan untuk hal sia-sia, entah itu chatting atau email yang memang memerlukan interaksi aktif antara kedua pihak, maka

” لا خَيْرَ في كَثِيرٍ مِنْ نَجْوَاهُمْ إلاَّ منْ أَمَرَ بِصَدَقَةٍ أَوْ مَعْرُوفٍ أَوْ إصْلاحٍ بَيْنَ النَّاسِ ” النساء: 114

Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma’ruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia… (QS An Nisaa:114)

Bahkan ketika cenderung untuk ma’siyat, jelas itu terlarang sebagaimana

وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا (32)

Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk.(QS Al Isra’: 32)

Memang yang dimaksud zina dalam ayat ini adalah sampai terjadi persetubuhan. Namun ‘ulama menganggap sudah terlarang juga hal-hal yang mengarah ke sana.

Chatting dan Keluarga.

Sekarang ini kebiasaan chatting tidak hanya dimonopoli oleh anak-anak muda. Tetapi seluruh lapisan masyarakat sudah terbiasa dengan kebiasaan satu ini. Ada yang memang untuk urusan pekerjaan, persahabatan tetapi ada juga yang menjadikannya sebagai media perselingkuhan. Dan memang banyak terjadi bahwa media chatting lebih dimanfaatkan untuk mendapatkan “kenalan” lain jenis. Bukan rahasia lagi bahwa pertanyaan pertama yang dituliskan di jendela chat adalah f/m yang menanyakan jenis kelamin lawan chattingnya. Bila didapati sama jenis, biasanya langsung permisi pamit, bahkan ada yang tanpa etika langsung menutup jendela chat. Pertanyaan berikutnya sudah bisa ditebak. Dengan sedikit basa basi percakapan langsung menjadi akrab. Bahkan lebih akrab daripada bertemu langsung lawan bicaranya.

Inilah yang kemudian memunculkan masalah baru. Bagi yang sudah berkeluarga akan menimbulkan sensasi baru dalam dirinya. Yang akan semakin menarik dirinya ke dalam jerat “perselingkuhan”. Dari perselingkuhan “semu” ini akan memunculkan keretakan hubungan keluarga yang riil. Tidak semu lagi. Tidak sedikit kasus seorang suami menjadi acuh terhadap istri tetapi menjadi lembut ketika chatting dengan “pasangan”nya. Atau seorang istri yang menjadi dingin kepada suami tetapi sangat hangat terhadap lawan chattingnya.

Memang bukan hanya media chatting yang bisa menyebabkan masalah serius dalam keluarga. Namun tak bisa dipungkiri bahwa media chatting memiliki potensi yang besar untuk menghancurkan keharmonisan rumah tangga.

Dalam kasus gangguan hubungan suami istri, mesti ada tindakan riil dan cepat tepat agar tidak berkembang menjadi perceraian. Untuk menyelesaikan perselisihan yang timbul antara suami dengan isteri ada beberapa prinsip dalam ajaran Islam ini yang harus kita pegang.

Prinsip-prinsip itu adalah:

1. Suami adalah pemimpin dalam rumah tangga dan atas hal ini tidak dapat dicampuri oleh siapapun tanpa ridhanya.

2. Isteri dan suami masing-masing mempunyai hak dan kemerdekaan pribadi dalam batas-batas Allah.

3. Wali dari pihak isteri maupun pihak suami mempunyai hak ishlah (hak mengurus-mendamaikan).

4. Apabila ada perjanjian sehubungan dengan pernikahan itu, maka perjanjian ini patut ditunaikan dalam batas-batas hukum Allah.

Dengan prinsip-prinsip tersebut diatas, maka setiap perselisihan atau semacamnya dalam rumah tangga itu diselesaikan menurut tingkatan-tingkatan sebagai berikut:

Tingkat Pertama :

Perselisihan itu diselesaikan dengan putusan suami yang (harus) dipatuhi oleh isteri, baik isteri merasa berat atau ringan, merasa senang atau tidak terhadap putusan tersebut.

Hal ini adalah sepenuhnya menjadi hak suami. Bisa saja terjadi dalam suatu kejadian atau keadaan apa yang dikehendaki suami berbeda dengan kehendak isteri, atau bahkan mungkin berlawanan. Misalnya perempuan itu bermaksud mendatangi familinya dalam waktu atau keadaan tertentu sedang suaminya berpendapat lain, entah karena waktunya atau karena hal lainnya lagi. Maka kata akhir persoalan ini ada pada suami, bagaimanapun keadaan dan jadinya. Atau mungkin pula hal ini menyangkut soal yang lebih besar, isteri dianggap nusyusy (melalaikan kewajiban), sesudah dinasehati dan ditinggalkan ditempat tidur tanpa ada perubahan, dipukullah isteri itu oleh suaminya. Dalam hal-hal seperti ini maka baik si isteri maupun walinya sama sekali tidak dapat menuntut dan memang tidak ada hak tuntut, karena memukul itu merupakan sebagian hak suami dalam keadaan tertentu.

Wahidie ada meriwayatkan (Asbabun Nuzul: h. 100 T. Qurthubi : j. 5 h. 168) bahwa Habibah binti Zaid al-Anshari, salah satu dari dua isteri Sa’id bin Robi bin ‘Amr berbuat nusyusy kepada suaminya (T. Qurthubi j. 5 h. 168) lantas Sa’id (suaminya) memukul mukanya. Maka datanglah Habibah ini bersama bapaknya mengadu kepada Rasulullah sas. Mula-mula Rasulullah sas menyuruh keduanya untuk mendatangi (atau mendatangkan) suaminya untuk menuntut qishshash (pembalasan). Tetapi ketika kedua orang itu beranjak hendak pergi (menuju) suaminya, Rasulullah sas memanggil keduanya karena turun wahyu tentang urusan mereka. Ternyata yang turun adalah ayat 34 dari QS. An-Nisa’; maka kemudian Rasulullah sas membatalkan qishshosh itu.

Jadi dengan adanya hak ta’dib (mendidik) ini maka hukum qishshash tidak berlaku atasnya selagi pemukulan itu dilakukan dalam rangka pelaksanaan ayat dimaksud, dan bahkan wajib atas isteri itu untuk menthaati suaminya sepanjang tidak ma’siyat.

Tingkat Kedua :

Perselisihan atau sesuatu kekhawatiran isteri di selesaikan diantara suami isteri itu sendiri.

Hal ini umumnya disebut shulh (perdamaian) yang dilakukan misalnya dengan dilepaskannya sebagian hak isteri, baik yang dilakukan sesudah musyawarah atau datang dari pihak isteri dengan keridhaannya sendiri. Ini sebagaimana firman Allah:

وَإِنِ امْرَأَةٌ خَافَتْ مِنْ بَعْلِهَا نُشُوزًا أَوْ إِعْرَاضًا فَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِمَا أَنْ يُصْلِحَا بَيْنَهُمَا صُلْحًا وَالصُّلْحُ خَيْرٌ وَأُحْضِرَتِ الْأَنْفُسُ الشُّحَّ وَإِنْ تُحْسِنُوا وَتَتَّقُوا فَإِنَّ اللَّهَ كَانَ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرًا (النساء: 128)

Dan jika seseorang perempuan itu khawatir suaminya melalaikan kewajiban atau berpaling (menyimpang), maka tidak ada dosa atas keduanya bahwa mereka berdua adakan perdamaian/perbaikan diantara keduanya; dan perdamaian itu (memang) baik, (karena) memang kadang-kadang diri orang itu suka kikir. Maka jika kalian berbuat baik dan taqwa, maka sesungguhnya Allah itu amat banyak khabarnya dengan apa-apa yang kalian perbuat. (QS. An-Nisa’ : 128)

Asal turunya ayat ini adalah pada perkara seorang suami yang mempunyai isteri yang sudah tua, maka si suami bermaksud mencari isteri lain lagi yang dia sukai (Al-Mannar j.5 h.446). Lalu tatkala si suami bermaksud menthalaqnya, berkata si isteri: jangan kamu thalaq aku ! tetapi gilirlah aku sekehendakmu. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Thurmudzi (T. Qurthubi j.5 h.403), dari Ibnu Abbas diterangkan bahwa Sauda binti Zam’ah isteri Rasulullah sas khawatir kalau beliau akan menthalaqnya; maka berkatalah dia: “Janganlah engkau menthalaqku! Tahanlah aku dan jadikanlah hari giliranku untuk ‘Aisyah! Dengan kembali pada umumnya pengertian ayat ini, maka yang diterangkan dalam perdamaian ini adalah agar masing-masing pihak menekan kekikirannya dan bertoleransi kepada pihak lainnya. Dalam hal ini mungkin si isteri kikir untuk melepaskan sebagian haknya dan kesempurnaan perlakuan baik kepadanya, sedang si suami mungkin saja kikir dalam melepas harta untuk membelanjai. Untuk itu karena sudah dinyatakan bahwa perdamaian itu baik (dan lebih baik daripada perceraian), maka setiap toleransi dalam pelepasan hak ini yang dimaksudkan untuk tercapainya perdamaian tentulah tidak akan dilewatkan begitu saja oleh Allah. Karena Allah mengetahui akan apa yang diperbuat/dikorbankan oleh hambaNya itu, maka Dia akan membalasnya! Perdamaian seperti ini disamping telah terjadi dimasa Rasulullah sas dan menyangkut pribadi beliau pula, sekaligus menunjukkan pula kepada kita bahwa meskipun prinsip dalam hukum Islam perceraian/thalaq ini diperbolehkan, tetapi dia ini merupakan jalan darurat, yang sebaiknya hanya dilakukan dalam keadaan tertentu dan dengan maksud menyelamatkan sesuatu yang lebih besar kepentingannya.

Tingkat Ketiga:

Dalam hal ini terjadi perselisihan yang sudah tidak terselesaikan atau memang tidak mungkin diselesaikan dengan cara yang sudah disebutkan dimuka, maka muslimin (atau minimal wali kedua orang suami isteri itu) hendaklah mengangkat dua orang hakim.

Al Qur’an mengatakan:

وَإِنْ خِفْتُمْ شِقَاقَ بَيْنِهِمَا فَابْعَثُوا حَكَمًا مِنْ أَهْلِهِ وَحَكَمًا مِنْ أَهْلِهَا إِنْ يُرِيدَا إِصْلَاحًا يُوَفِّقِ اللَّهُ بَيْنَهُمَا إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلِيمًا خَبِيرًا (النساء:35)

Dan jika kalian khawatir perpecahan diantara keduanya maka angkatlah seorang hakim dari ahlinya (lelaki) dan seorang hakim dari ahlinya (perempuan); jika keduanya bermaksud damai, Allah akan memberikan kesepakatan diantara keduanya. Sesungguhnya Allah itu adalah Maha mengetahui, amat banyak khabarnya. (QS. An-Nisa’ 4: 35)

Kedua orang hakim ini diangkat dari pihak laki-laki seorang laki-laki dan demikian pula dari pihak perempuan seorang laki-laki. Kedua orang hakim ini yang menentukan apakah pasangan suami istri ini masih perlu berusaha memperbaiki dan melanjutkan hubungan rumah tangga ataukah tidak, sudah tentu hal ini akan diputuskan setelah mendengarkan keterangan dari masing-masing pihak. Bagaimanapun situasi dan keadaannya, apabila kedua belah pihak memang mau berdamai niscaya akan terjadi kesepakatan juga berdasarkan janji dari Allah dalam ayat dimaksud. Karena besarnya tanggung jawab ini, maka hendaklah yang dijadikan hakim ini orang-orang yang mempunyai pikiran, yang faham urusan agama ini.

Tingkat Keempat:

Apabila terjadi pelanggaran-pelanggaran atau kejahatan dilakukan perempuan, sedang segala upaya yang bisa ditempuh gagal untuk memperbaikinya pada waktu-waktu berikutnya, maka suami harus menceraikan isterinya itu.

Misalnya seorang isteri tidak dapat bermanis-manis kepada mertuanya. Ketidaksenangan mertuanya ini apabila berlanjut dengan suruhan mertua kepada suaminya (=anak mertua tersebut) untuk menceraikan, haruslah dithaati oleh si suami. Demikian pula halnya bila seorang perempuan berbuat mesum/pelanggaran susila dalam keadaan tertentu.

Sebaliknya bisa pula terjadi justru pelanggaran atau kejahatan itu dilakukan oleh si suami.

Dalam pelanggaran itu dianggap membahayakan isteri dalam urusan dunia (misalnya suami suka mabuk, zina, amat kejam dsb) atau membahayakan urusan akhirat (misalnya mengajak murtad, rizqinya dari barang haram dsb), maka si isteri diperbolehkan menuntut cerai.

Di luar empat jalan yang dibataskan syara’ itu, disela-selanya sudah barang tentu boleh ditempuh upaya lain yang tidak menyimpang.

Dalam hal terjadi kerenggangan atau ketegangan diantara suami isteri, tetapi persoalannya tidak cukup besar untuk diangkat dua hakim sebagaimana maksud ayat 35 QS An-Nisa’, sedang kondisi atau situasi tertentu menjadikan pembicaraan langsung antara suami isteri tidak dapat berhasil seperti yang diharapkan. Dalam situasi begini boleh saja si isteri atau si suami (tergantung dipihak mana yang merasa dirugikan) minta tolong pihak ketiga untuk menasehati. Bisa jadi orang tua atau saudaranya, sahabatnya atau siapapun dari kalangan mereka yang diharapkan jasanya untuk memperbaiki hubungan itu.

Di masa Rasulullah saspun pernah ada kasus keharmonisan rumah tangga sebagaimana riwayat berikut:

عن عون ابن ابي جحيفة عن ابيه قال : اخى النبي صم بين سلمان وابي الدرداء فزار سلمان ابا الدرداءفرأى ام الدرداء متبذلة فقال لها: ماشانك؟ قالت اخوك ابو الدرداء ليس له حاجة في الدنيا فجاء ابو الدرداء فصنع له طعاما فقال له: كل قال: فاني صائم، قال: ما انا باكل حتى تاكل قال: فاكل فلما كان الليل ذهب ابو الدرداء يقوم، قال: نم، فنام ثم ذهب يقوم فقال: نم، فلما كان من اخر الليل قال: سلمان قم الان، فصليا،فقال له سلمان: ان لربك عليك حقاولنفسك عليك حقا ولاهلك عليك حقا فأعط كل ذي حق حقه فاتى النبي ص م فذكر ذالك فقال له النبي ص م: صدق سلمان.خ ج 3 ص ك 30- صوم باب 51 ح 1968 واللفظ له طرفه ج 8 ص ك 78 ادب ب 86 ت ج 4 ص 609 ك 37 زهد ح 341 ب 63.

Dari “Auni ibni Abi Juhaifah dari bapanya berkata: Nabi saw mempersaudarakan antara Salman dan Abu Darda’, maka (sewaktu-waktu) Salman mengunjungi Abu Darda’ lalu dilihatnya Ummu Darda’ dalam keadaan tidak berhias maka katanya kepada Ummu Darda’ “kenapa keadaanmu ini?” berkata (Ummu Darda’) Saudaramu Abu Darda’ itu tidak punya kemauan dalam soal dunia ini! “Maka datanglah Abu Darda’ dan membuatkan makanan untuknya, kemudian katanya kepada Salman: “Makanlah (katanya) karena aku sedang berpuasa! “Berkata Salman: “saya tidak mau makan sampai engkau makan juga!” Berkata Abu Juhaifah: Maka makanlah Abu Darda’, kemudian waktu malam harinya ketika Abu Darda’ akan bangun berkata Salman: tidurlah!, maka tidurlah Abu Darda’, kemudian Abu Darda’ akan bangun lagi lalu berkata Salman: “tidurlah!” Pada waktu akhir malam berkatalah Salman: “sekarang bangunlah!” Lalu keduanyapun bangun shalat, kemudian Salman berkata kepadanya: “sesungguhnya untuk pemeliharamu itu hak atasmu! Dan untuk dirimu itu ada hak atasmu! Dan ahlimupun juga mempunyai hak atasmu! Maka berilah tiap-tiap yang mempunyai hak akan haknya!” Maka Abu Darda’ pun mendatangi Nabi saw lalu menyebutkan yang demikian itu kepada beliau maka bersabdalah Nabi saw kepadanya: “Benar Salman!”. (Riwayat Bukhari dan Thurmudzi)

Hadits ini menunjukkan betapa besar himmah (keinginan, hasrat) para shahabat kepada kemuliaan akhirat sehingga karenanya hampir saja mereka (dalam hal ini Abu Darda’) melalaikan hak isterinya. Rupanya isterinya sudah kepayahan berusaha mengembalikan hubungan mereka sebagaimana selayaknya orang bersuami isteri. Karena merasa bahwa usahanya untuk membuat dirinya selalu kelihatan cantik dimata suaminya dan usaha yang lainnya tidak bisa mengubah sikap suaminya, diapun mengambil jalan yang wajar pula. Ditinggalkannya segala perhiasan dan tidak pula berhias secara “pantas” sebagaimana layaknya seorang perempuan yang bersuami.

Dalam situasi yang demikian itu kemunculan Salman yang segera dapat “membaca” situasinya amat menguntungkan. Itulah sebabnya Salman sengaja menghalangi shalat malam Abu Darda’, setelah menerima informasi yang benar dari Ummu Darda’. Sikap Ummu Darda’ untuk menceritakan apa yang sebenarnya terjadi antara dirinya dengan suaminya kepada Salman tentulah suatu hal yang tidak keliru. Salman adalah salah seorang sahabat yang arif, alim dan sudah pula dipersaudarakan pula kepada Abu Darda’. Dan seorang seperti Salman ini banyak yang bisa diharapkan untuk menasehati orang seperti Adu Darda’. Tetapi apabila kejadian itu diceritakan kepada orang yang tidak mempunyai kefahaman ilmu, terlebih lagi kepada orang yang buruk akhlaqnya, sudah barang tentu hanya akan menambah keburukan belaka.

Hal tersebut karena ayat berikut:

” فَإنْ تَنَازَعْتُمْ في شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إلَى اللهِ وَالرَّسُولِ ” النساء: 59

…Kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya)….

Diluar cara-cara yang ditentukan dalan Islam, tentulah penyelesaian suatu perselisihan itu hanya mengakibatkan kerugian, adakalanya kerugian duniawi, adapula kerugian ukhrowi, atau bahkan kedua-duanya.

Salah satu jalan yang ada kalanya juga untuk mengatasi perselisihan adalah perceraian, meskipun sering terjadi perceraian itu justru adalah tidak menyelesaikan masalah. Maka sepantasnyalah kalau perceraian itu diibaratkan seperti “pintu darurat” yang hanya dibuka dan dipergunakan dalam keadaan terpaksa, apabila jalan lain sudah tidak mungkin ditempuh.

Terlihat dari kisah Abu Darda’ tersebut, bahwa mengacuhkan istri karena urusan ibadah merupakan kesalahan. Apalagi bila itu dilakukan karena urusan pekerjaan, atau urusan dunia lainnya. Lebih-lebih lagi karena urusan chatting.

Terasa benar bahwa media yang semestinya sepele itu bisa menjadi sumber masalah yang tidak sepele. Sebagaimana orang yang terpeleset lalu jatuh terjerembab. Dia hanya terpeleset oleh kulit pisang saja,sepele, tetapi sering berakibat luka parah, tidak sepele. Tidak kita dapati orang terpeleset karena pohon pisang, karena mudah diketahui keberadaannya.

Sebenarnya ada semacam indikator bagi kita berkaitan dengan kebaikan dan keburukan.

وعن النواس بن سمعان رضي الله عنه قال: سألت رسول الله صلى الله عليه وسلم عن البر والإثم فقال: البر حسن الخلق، والإثم: ما حاك في نفسك، وكرهت أن يطلع عليه الناس رواه مسلم

Al Birr (kebaikan) adalah baiknya akhlaq seseorang, etika yang tinggi. Sedang keburukan adalah apa yang tergerak dalam diri, desiran hati yang disembunyikan dari orang lain. Dia tidak suka kalau diketahui oleh orang lain.

Maka paling baik adalah berhati-hati dan selalu ingat kepada Allah, serta meninggalkan sesuatu yang tidak mendatangkan manfaat kebaikan.

Wallahu a’lam.

Sama Joroknya

28 Mei 2008 pukul 22:11 | Ditulis dalam iseng | 1 Komentar

Orang Indonesia suka jijik melihat orang Amerika cebok dengan tissue. Katanya jorok.

Lha orang Amerika suka jijik melihat orang Indonesia cebok dengan air dan tangan. Katanya jorok.

Tips Berkendara Hemat

27 Mei 2008 pukul 18:42 | Ditulis dalam jalan-jalan | 1 Komentar

BBM Naik … Apa Boeh Buat !

Nasi sudah jadi bubur, tetapi setidaknya sebagai pengguna sepeda motor terutama sebagai sarana berkendara harian hal tersebut tentunya harus di tanggapi dengan cerdas dan taktis, bukan hanya sekedar menanggapinya dengan sumpah serapah ataupun mengantri BBM berjam jam sebelum kenaikan harga. Ada sedikit tips yang setidaknya dapat membantu mengurangi ongkos oprasional dalam berkendara, nah!

Sepeda Motor dan Kondisinya

Untuk melakuan penghematan BBM langkah pertama adalah untuk melakukan Cek&Ricek kondisi sepeda motor. Sudah barang tentu faktor utama yang perlu di perhatikan adalah kondisi, baik mesin maupun kondisi sepeda motor secara keseluruhan.

  1. Mesin, Karburator dan Saringan Udara : Hal yang pertama dilakukan adalah mengecek kondoso terutama kebersihan karburator, dan saringan udara dari kerak yang terdapat pada bagian tersebut. Karena bila saja terdapat kotoran ataupun benda yang mampu mengganggu sistem kerja bagian tersebut sudah barang tentu kinerja mesin akan menurun dan berimbas pada konsumsi BBM motor tersebut – ini terkait dengan psikologi berkendara dan teknik mengemudi.
  2. Kembalikan Ke Kondisi Standar : Performance kit, semisal knalpot, saringan udara hingga stelak spuyer pada karburator maupun perangkat lainya yang mampu meningkatkan performa motor – termasuk ban ukuran lebih lebar dari ukuran standar tentunya akan membuat konsumsi BBM motor melonjak dibanding kondisi motor dalam keadaan standar. Untuk itu mengembalikan kondisi motor ke pada spek standar sudah pasti dapat memangkas konsumsi BBM
  3. Service Berkala : Hal ini terkait dengan poin pertama dan kedua. Dengan melakukanservis berkala setidaknya dapat menjaga kondisi dan performa motor agar motor tetap dapat memberikan performa otimal tanpa harus mengkonsumsi BBM lebih banyak dari saat motor masih dalam kondisi baru/fresh from the oven … kue kalee

Teknik Mengemudi dan Pskiologi Pengendara

Motor kondisi standar belum tentu akan berfungsi optimal bila teknik mengemudikanya sembrono alias tidak efisien. Tentunya dengan sedikit tips dalam berkendara maka motor tersebut akan lebih efisien dan berimbas pada penghematan BBM.

  1. Atur Bukaan Gas dan RPM : Semakin besar bukaan gas artinya semakin banyak asupan bensin ke karburator / injektor. Sudah barang tentu konsumsi bahan bakar akan meningkat drastis dibanding saat motor dalam kondisi stasioner. Sama seperti mengatur putaran mesin, semakin tinggi putaran mesin maka semakin banyak bahan bakar yang tersedot. (ingat beda dengan efek engine brake lho) jadi atur putaran mesin pada putara menengah, meski tidak sampai torsi maksimum namun motor tetap dapat melaju dalam kecepatan normal.
  2. Sering Mengoper Perseneling – menjada Torsi dan Putaran Mesin : Posisi gigi yang tepat di kecepatan yang tepat dan putaran mesin yang tepat adalah kunci hemat BBM. Bila putaran mesin tinggi menggunakan gigi rendah, disamping tidak nyaman hal ini juga menyebabkan pemborosan BBM. Sama persis dengan putaran mesin rendah, dalam posisi gigi tnggi. Untuk mencapai torsi optimum memaksa pengendara membuka gas lebih lebar, effeknya ya itu … pemborosan!
  3. Jangan Membuka Gas Maksimum : Umumnya pengendara motor langsung membuka gas secara maksimum begitu melihat lampu hijau. Memang rasanya lega begitu keluar kemacetan, namun pembukaan gas secara maksimum hampir sama effeknya dengan melakukan “Geber-geber gas” akibatnya pembakaran tidak effisien.
  4. Jangan Terpancing Kebut Kebutan : Ngebut itu enak! Betul! Tapi dalam rangka hemat BBM dan keselamatan sebaiknya mengedara motor cukup dalam kondisi normal saja. Cukup lakukan bukaan gas secukupnya dan berkendaralah sewajarnya. Insyaalah selain aman, nyaman anda bisa berhemat BBM Setuju ?!

Pembebasan

27 Mei 2008 pukul 18:18 | Ditulis dalam iseng | Tinggalkan komentar

Alkisah.

Ada seorang tua yang senang merenungi perjalanan nasibnya. Zahir, demikian orang biasa memanggilnya, suka melakukan tirakat dan sangat berhati-hati dalam ibadahnya. Ia adalah seorang yang mengerti hukum dan taat kepada hukum. Suatu saat, dia mengalami pencerahan yang menjadikannya kehilangan nalar. Dia berhenti menjalankan kewajiban-kewajiban agama.

Ketika ditanya bagaimana perubahan itu terjadi atas dirinya, dia menjawab:” Semakin banyak aku melayani Tuhan, semakin banyak layanan yang dibutuhkan dariku. Dalam keputusasaan aku berseru,” Ya Tuhan! Para raja membebaskan budaknya ketika mereka menginjak tua. Sedangkan Engkau adalah Raja dari segala raja. Bebaskan aku, karena aku telah mulai menua dalam melayani-Mu.” Saat malam aku mimpi, yang dalam mimpi itu aku mendengar suara yang mengatakan, “Zahir! Aku membebaskanmu.”

Sejak saat itu orang-orang mengatakan bahwa Zahir adalah seseorang yang telah dibebaskan dari perintah-perintah-Nya.

Negara Kartun

27 Mei 2008 pukul 14:28 | Ditulis dalam curhat | 3 Komentar

“Tadinya kami sempat kepikiran mendirikan Partai Kartunis Indonesia (PKI), tapi nanti menyinggung kelompok tertentu.” Beberapa nama parpol lainnya juga urung dipakai, seperti Golongan Kartunis (Golkar), Partai Kartun Banget (PKB), dan Partai Kartunis Sejahtera (PKS).

Begitu berita yang aku baca di sini.

Benny Rachmadi [Benny] dan Muhammad Misrad [Mice], dua kartunis koran Kompas edisi Minggu, mendeklarasikan niat mereka maju sebagai calon Presiden RI pada 2009 dari jalur independen. “Kami berdua tidak mencalonkan diri, masyarakat yang mencalonkan kami,” kata Benny saat deklarasi pencalonan di Gramedia Matraman, Jakarta, Sabtu kemarin.

Menurut salah seorang penggemar mereka, Indonesia saat ini membutuhkan calon pemimpin alternatif yang independen alias bukan berasal dari parpol. Benny dan Mice pun menerima tawaran penggemar mereka, dan keduanya sudah sepakat untuk berpasangan pada Pilpres mendatang.

Direktur Komunikasi Kompas Gramedia Suryopratomo, seperti dikutip harian Kompas mengatakan, tampilnya kartun Benny dan Mice di Kompas edisi Minggu untuk memberikan sesuatu yang lain kepada pembaca. ”Kartunnya lucu, apalagi mencerminkan apa yang menjadi kegelisahan kita,” ujarnya.

Tantio Adjie, Kepala Program Studi Seni Murni Institut Kesenian Jakarta [IKJ], mengatakan, sejak mahasiswa Benny dan Mice selalu tampil berdua. ”Teknik drawing-nya bagus, lain dibanding 120 orang teman-temannya. Dari 1989 sampai 1993, tiap hari Benny dan Mice mengisi koran dinding di kampus,” katanya.

Barangkali negara ini nanti jadi penuh canda dan tawa. Dan NKRI menjadi Negara Kartunis Rucu Indonesia. MPR jadi Majelis Pelukis Rakyat. DPR jadi Dewan Parodi Rakyat. Terus Kabinet diisi oleh aktor komedi se-Indonesia. Dijamin rakyat akan berbondong-bondong membangun toilet baru.

Atau Memang Aku Yang Aneh?

27 Mei 2008 pukul 09:43 | Ditulis dalam curhat | 1 Komentar

Orang-orang di kampungku rame-rame pasang umbul-umbul di sepanjang jalan kampung. Rame suara ketawa mereka. Anak-anak berlarian disela kesibukan bapak-bapaknya. Ibu-ibu dengan riang mirip gadis belasan tahun membawakan minuman dan snack untuk yang masang bendera.

Aku yang baru pulang jalan-jalan jadi heran. Ada apa ini.

Oh… rupanya kampungku sedang bersiap ikut lomba kebersihan desa. Nggak tahu aku tingkat kabupaten atau propinsi.

Masuk rumah, aku berhenti di depan cermin. Memandangi diri di cermin. Apakah aku yang aneh, ataukah orang-orang itu?

Baru kemarin mereka muring-muring, protes kenaikan harga BBM, mata merah, otot menegang, tiap ketemu orang di jalan di ajak ngobrol soal BBM. Nggak setuju kebijakan pemerintah. Ada yang usul demo. Ada yang usul boikot SPBU. (Motornya mau jalan pake air kali ya….). Eh…..hari ini sudah tertawa-tawa senang karena kemeriahan bendera warna-warni. Wajah ceria terpancar di sana-sini.

Wah…wah…. gejala apa ini……

Atau pinternya pemerintah (daerah) ngepuk-puk bayinya? Nyelimur ben ra nesu terus? Pinternya mengalihkan perhatian rakyat agar nggak susah?

Atau memang aku yang aneh?

BBM Naik Harga Kita Kaya

27 Mei 2008 pukul 09:29 | Ditulis dalam curhat | Tinggalkan komentar

Beberapa hari pasca kenaikan harga BBM ini kulihat di beberapa SPBU sepi pengunjung. Sempat kutanya kepada pegawai SPBU kenapa sepi. Harga naik, Mas jawabnya.

Yach…

Harga BBM naik, kita jadi tambah miskin ya….

Padahal dulu, kalau harga BBM naik, kita tambah kaya. Maklum kita kan bos minyak. Jadi ekspor minyaknya sukses berat.

Sekarang….?

Laman Berikutnya »


Entries dan komentar feeds.