Hemat Saat Krisis

16 Mei 2008 pukul 10:27 | Ditulis dalam romantika | 1.848 Komentar

Ini zaman edan. Ra edan ra kumanan. Ra ubet ra ngliwet. Jujur ajur. Bengok-bengok orang sama teriak. Itulah Indonesia….(nyanyi)

Aku anyel tapi gak iso opo-opo.

Pemerintah sudah banyak membuat kebijakan-kebijakan yang mbuh ra weruh aku. Tapi teman BPS sering cerita kalau dia dan teman sekantor selalu bingung gara-gara form pengisian daftar penerima BLT selalu kurang. Bener to? Pertumbuhan jumlah orang miskin di Indonesia cukup menggairahkan? Semakin menjamur? Masuk rekor MURI pa belum ya?

Jadinya,

Ketimbang menggantungkan diri pada pelaksanaan kebijakan pemerintah (siapa suruh?) biarkan saja pemerintah menjalankan rencananya, toh ada yang menjalani, kita harus berani. Ya….berani  menetapkan disiplin keras di masa krisis pada dirinya sendiri maupun keluarga.

Caranya?

Ne aku lho ya:

1.       Hidup sederhana dan kelola keuangan pribadi dengan baik dan wajar. Kalau perlu, panggil ahli keuangan pribadi seperti yang sering nongol di TV. Cari ahli keuangan pribadi yang mau kerja tanpa gaji. Nggak nemu, kerjain sendiri!

2.       Buang daftar konsumsi barang yang tidak perlu. Hemat dan pertimbangkan masak-masak jika ingin membeli sesuatu. Sampai masak? Butuh LPG berapa tabung?

3.       Tingkatkan kreatifitas. Bangun solidaritas sosial yang kuat baik di rumah maupun di tempat kerja. Bagi yang nganggur, itu lebih mudah karena lebih kepepet dan butuh.

4.       Coba sucikan jiwa dengan puasa Senin-Kamis. Kalau perlu puasa Daud. Tapi jangan ngebleng, dilarang Nabi. Dosa tahu…. Kalau terpaksa, jalani puasa tanpa berharap pahala, yang penting ngirit. Tapi lebih baik berharap pahala meski tetap ngirit. Sing penting pahalanya man!

Cukup?

Mestinya sudah. Coba jalani dulu saja. Kalau sudah semuanya dan belum berhasil, nanti tanya lagi.

Aku sendiri sekarang ini sedang memantau kedisiplinan diri dengan cara:

1.       Mengurangi jatah belanja. Rokok? Kebetulan aku bukan perokok. Kata orang mending jomblo ketimbang nggak udud.

2.       Mengurangi jatah nelpon dengan hape (gampang, wong jarang nelpon kok, terima sih sering, telepon nyasar. Cape njawabnya)

3.       Mengurangi beli barang yang tak perlu (gampang juga, sudah dilaksanakan 12 tahun yang lalu)

4.       Kurangi ngeblog (nah ini dia masalahnya…)

5.       Mengurangi jalan-jalan tak perlu…(gampang juga, udah tua sih, lagi pula anak sudah 6, enam man!)

6.       Jangan gampang mengiyakan keinginan istri/suami atau anak yang kelewatan (misalnya pengin nonton kuda lumping pas pentas di London atau sejenisnya, he…he…he…)

7.       Kurangi belanja barang buatan luar negeri (gampang, untung nggak terlalu doyan belanja, karena memang nggak punya duit lebihan)

8.       Coba buat makanan kecil sendiri. (malah boros? Nggak jadi dech)

9.       Jalan kaki dari rumah ke kantor (mission impossible! Gengsi! Untung aku nggak ngantor)

10.   Perbanyak kegiatan ibadah, olahraga, dan aktifitas kreatif antar keluarga dan tetangga.

11.   Pokoke hemaaaaaaaaaaaaaaaaaaaat.

Kurang? Tambahi sendiri….